Sujud Syukur saat Hadats

 Deskripsi Masalah

Bigrospace.com - Sebagaimana diketahui sujud syukur disunnahkan bagi orang yang mendapatkan kenikmatan/terhindar dari bahaya, dan sujud tilawah juga disunnahkan bagi yang mendengarkan/membaca ayat sajdah. Terkadang kita menjumpai orang-orang yang merasa mendapat kenikmatan itu melakukan sujud syukur meski tidak dalam keadaan suci, seperti atlet yang memenangkan pertandingan.

Pertanyaan

Apakah sujud syukur/tilawah itu disunnahkan secara mutlak baik bagi yang suci ataupun yang berhadats?

Jawaban

Sujud tilawah/syukur hanya disunnahkan bagi orang yang tidak berhadats/suci. Masa disunnahkan sujud tilawah/syukur itu apabila jarak waktu antara sujud dan sebabnya (mendengar ayat sajdah/mendapat kenikmatan/terhindar dari malapetaka) tidak terlalu lama menurut “kebiasaan”. Apabila jarak waktunya terlalu lama, maka tidak disunnahkah sujud.

Sementara bagi mereka yang berhadats (tidak suci) ketika itu, maka dia “hanya” disunnahkan membaca tasbih, takbir, tahlil dan hauqalah.

Dasar Pengambilan Hukum
Tanwirul Qulub 158

وعبارته: (وشروطهما) شروط الصلاة. وان لا يطول الفصل عرفا بين القراءة و السجدة وبين سجدة الشكر وسببها. فإن لم يكن متطهرا. قال (اربع مرات) سبحان الله والحمد لله ولاإله إلا الله والله اكبر ولاحول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم

Hasyiyah al Shibromalisy Nihayat al Muhtaj IV halaman 10

 

( قَوْلُهُ : وَطَالَ الْفَصْلُ ) أَيْ يَقِينًا ( قَوْلُهُ : وَتَطَهَّرَ عَنْ قُرْبٍ ) أَيْ فَإِنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ التَّطَهُّرِ أَوْ مِنْ فِعْلِهَا لِشُغْلٍ قَالَ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ ، قِيَاسًا عَلَى مَا قَالَهُ بَعْضُهُمْ مِنْ سَنِّ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ لِحَدَثٍ أَوْ شُغْلٍ ، وَيَنْبَغِي أَنْ يُقَالَ مِثْلُ ذَلِكَ فِي سَجْدَةِ الشُّكْرِ أَيْضًا

Demikian penjelasan tentang sujid syukur. Semoga bermanfaat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel