Takwil makna "Ar-Rahman ar-Rahim"
Sabtu, 26 September 2020
Ar-Rahman terambil dari kata "rahmah". Menurut lughot makna aslinya "kepedian hati" sebab mengetahui penderitaan orang lain, sehingga kepedian itu mendorongnya untuk menghilangkan penderitaan yang ia lihat. Lalu terdapat tambahan "alif nun" yang menunjukkan arti mubalaghoh dan kesempurnaan.
Pemaknaan seperti itu (lughot)
tidak mungkin disandarkan kepada Allah. Bagaimana mungkin Allah memiliki hati, terlebih pedih hati-Nya?
tidak mungkin disandarkan kepada Allah. Bagaimana mungkin Allah memiliki hati, terlebih pedih hati-Nya?
Karena itu, para mutakallimin mentakwil ma'na "ar-rohman". Mereka memahami bahwa dalam memahami lafadz "ar-rahman" harus memakai pendekatan ilmu bayan dalam balaghah. Tepatnya dengan pendekatan salah satu jenis dari majaz mursal, yakni menyebut "sabab" tapi yang dikehendaki adalah "musabbab"
"Kepedihan hati" adalah sabab.
"Tindakan menghilangkan penderitaan orang adalah musabbab (dengan cara memberi kenikmatan² yang agung)"
Karena itu, banyak ahli kalam yang memaknai "ar-rohman"
(الرحمن) اي المنعم بجلائل النعم (الرحيم) اي المنعم بدقائق النعم.
Terkait ayat-ayat mutasyabihat, sebagian ulama', seperti al-Ghazali, melarang keras menerjemahkan lafadz-lafadz yang menunjukkan sifat mutasyabihat Allah. Karena, tiap bahasa memiliki karakter sendiri-sendiri. Bisa jadi, dalam bahasa arab, lafadz "A" bisa dimajazkan "B, C, dst" namun belum tentu jika lafaz itu diterjemhkan ia juga bisa dimajazkan "B,C,dst" Apalagi yang menerjahkan adalab orang awam yang tidak mengerti bahasa arab.
منهج السلف أسلم ومنهج الخلف أعلم وأحكم.